Guru saja setuju untuk Main dengan Saya

CASINO69

selesainya tamat asal SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta. aku asal berasal keluarga yang tergolong miskin. pada kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. aku anak pertama dan mempunyai dua orang adik wanita, yang nota bene masih bersekolah.

aku ke Jakarta cuma berbekal ijazah SMU. dalam bepergian ke Jakarta, saya selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya saya yang anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang nyaris tiada artinya itu, saya mempunyai keterampilan hanya sebagai supir Angkot. saya mampu menyetir kendaraan beroda empat, sebab saya di kampung, selesainya balik sekolah selalu diajak paman buat narik Angkot. saya menjadi keneknya, paman supirnya.

CASINO69

Baca carita Lainnya di CASINO69

tiga tahun pengalaman menjadi awak Angkutan Umum, cukup membekal aku menggunakan keterampilan setir mobil. Paman yang melatih aku menjadi supir yg handal, baik serta sahih dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. aku selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai kendaraan beroda empat pada jalan wajib menggunakan sopan santun serta berusaha tabah serta mengalah. Pesan ini tetap kupegang teguh.

pada Jakarta saya numpang di tempat tinggal sepupu, yg kebetulan jua bekerja menjadi buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil serta sangat amat sederhana. Lebih sederhana asal tempat tinggal type RSS ( tempat tinggal Susah Selonjor). Selain niatku untuk bekerja, saya pula berniat buat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. dua bulan lamanya aku menganggur pada Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tak terdapat lowongan “.

di suatu malam, yakni malam minggu, ketika saya sedang melamun, terdengar orang mengucap salam asal luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang tiba. Pak RT minta supaya saya sudi menjadi supir pribadi asal sebuah keluarga kaya. famili itu ialah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja menjadi salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan saya menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite pada Jakarta. waktu memasuki laman rumah yang besar mirip istana itu, hatiku berdebar tak karuan.

selesainya kami dipersilahkan duduk oleh seseorang pembantu belia di ruang tamu yg megah itu, tidak lama lalu muncul seorang wanita yg tampaknya belia. Kami memberi hormat di perempuan itu. perempuan itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena saat dia datang, sepontan saya serta pak RT berdiri memberi salam ” selamat pagi”. Pak RT dipersilahkan pulang ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yg megah itu hanya ada aku serta dia si wanita itu.

” benar engkau mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. ” Iya Nyonya, aku siap sebagai supir nyonya ” Jawabku. ” jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini bunda, ibu Maria ” Sergahnya halus. saya mengangguk sepakat. ” kamu masih kuliah ?” ” tak nyonya eh…Bu ?!” jawabku. ” aku baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah 3 ahun” sambungku.

wanita itu menatapku pada-dalam. Ditatapnya juga mataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku berasal atas samapi kebawah. ” kamu masih muda sekali, ganteng , nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya. ” saya butuh uang buat kuliah Bu ” jawabku. ” Baik, saya setuju, engkau jadi supir saya, tapi haru ready setiap ketika. gimana, okey ? ” ” saya siap Bu.” Jawabku. ” kamu setiap pagi harus sudah ready di tempat tinggal ini pukul enam, kemudian antar saya ke tempat aku Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana aku senang. kemudian sehabis sore, engkau boleh pulang, gimana siap ? ” ” aku siap Bu” Jawabku. ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sambil mengulurkan tangannya.

Sepontan saya menyambut serta memegang telapak tangannya, kami bersalaman. ” aku Herman Bu, panggil saja aku Herman ” Jawabku. ” Nama yg cantik ya ? tau ialah Herman ? ” Tanyanya seperti bercanda. ” tak Bu ” Jawabku. ” Herman itu adalah Lelaki-laki Idaman ” jawabnya sembari tersenyum dan menatap mataku. saya tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. tidak terpikir olehku Jika saya bakal mendapat majikan seramah serta se kalem ibu Maria.

saya mencoba jua untuk bergurau, kuberanita diri buat bertanya pada dia. ” Maaf, Bu. Bila nama mak itu Maria, apa artinya Bu ? ” ” O..ooo, itu, Maria adalah bayangan, mampu juga berarti khayalan, mampu jua sesuatu yg tidak tampak, akan tetapi ternyata ada.mirip halnya cita-citamu yang engkau anggap tidak mungkin ternyata suatu ketika mampu kamu raih, nah,,,imajinasi kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat Maria, ngerti khan ? ” Jawabnya berfokus. aku hanya meng-angguk-angguk saja sok memahami, sok mengerti, sok mirip orang pintar.

Jika kuperhatikan, body ibu Maria seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, akan tetapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol serta butir dadanya wah…wah…wah…puyeng saya melihatnya.

Dirumah yg sebesar itu, hanya tinggal bunda Maria, Suaminya, serta 2 putrinya, yakni Mira menjadi anak kedua, serta Yanti si bungsu yg masih duduk pada kelas III SMP, putriny yg pertama sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, akan tetapi seksinya juga luar biasa, janda pula !

bunda Maria memberi gaji bulanan sangat akbar sekali, serta Jika difikir-fikir, tidak mungkin sekali. setelah satu memahami aku bekerja, sudah 2 kali dia menaikkan agjiku, ucapnya beliau puas atas disiplin kerjaku. honor pertama saja, lebih asal cukup untuk membayar uang kuliahku. aku mengambil kuliah di petang hari sampai malam hari disebuah Universitas swasta. buat satu bulan honor saja, saya bisa buat membayar porto kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tidak akan kemana larinya.

Masuk tahun ke 2 aku bekerja, keakraban menggunakan bunda Maria semakin terasa. sehabis balik Fitness, beliau minta jalan-jalan dulu. yang konyol, dia selalu duduk pada depan, disebelahku, sampai terkadang aku jadi kagok menyetir, eh…lama usang biasa.

Disuatu hari sepulang dari daerah Fitnes, ibu Maria minta diatar keluar kota. seperti biasa dia pindah duduk ke depan. dia tidak risih duduk disebelah supir pribadinya. saat tengah berjalan kendaraan kami pada jalan tol jagorawi, datang-tiba mak Maria menyusuh nemepi sementara waktu. saya menepi, serta mesin kendaraan beroda empat BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yg aku perbuat.

” Man,?, engkau sudah punya pacar ? ” Tanyanya. ” Belum Bu ” Jawabku singkat. ” Sama sekali belum pernah pacaran ?” ” Belum BU, eh…jika pacar cinta kera sih pernah Bu, dulu pada kampung sewaktu SMP” ” Berapa kali engkau pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. saya terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas pada-dalam. ” aku belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba” Jawabku menyusul. ”

rupawan…cantik…kalau begitu, engkau anak yg baik serta amanah ” ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. aku sempat galau, kenapa Bu Maria pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan menggunakan keliru seseorang putrinya ? ach….enggak mungkin cita rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini ?!

selesainya itu kami melanjutkan bepergian kepuncak, bahkan sampai jalan-jalan sekedar putar-putar saja pada kota Sukabumi. saya heran bin heran, Bu Maria kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja pada Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maria hanya memakai sandang Fitness berupa celana training serta kaos olah raga. sesudah sempat makan pada rumah makan kecil pada puncak , hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan bepergian ke Jakarta. Ditengah perjalanan pada jalan yang gelap gulita, Bu Maria minta untu berbelok ke suatu kawasan. saya dari saja apa perintahnya.

aku tidak kenal wilayah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas serta sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maria minta kaku berhenti serta mematikan mesin kendaraan beroda empat. aku masih tidak mengerti akan tingkah Bu Maria. tiba-datang saja tangan Bu Maria menarik lengaku. ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, saya dari saja, sebab masih belum mengerti. Astaga….selesainya saya merebahkan kepalaku pada pangkuan Bu Maria dengan keadaan ketua menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maria menarik kaosnya ketas.

Wow…62cbf8dfb3b6e9bb62f2742782f6a614 kulihat butir dadanya yg akbar dan montok. butir dada itu didekatkan ke wajahku. lalu dia berkata ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maria mengajak saya ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. menjadi 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27 normal, karuan saja saya bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan perempuan indah dna seksi mirip Bu Maria.

Kupegangi tetek Bu Maria yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maria ter engah-engah tak karuan, mengindikasikan nafsu biarahinya sedang naik. saya masih mengisap dan menjilati teteknya. kemudian bu Maria minta supaya saya bangun sementara waktu. dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maria tampak bugil. 62cbf8dfb3b6e9bb62f2742782f6a614 sang sinar bulan di kegelapan itu. ” Jilat Man jilatlah, saya nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maria agar saya menjilati memeknya. Oh….memek itu akbar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya beliau sedang ereksi sekali, seperti puting teteknya yg ereksi. aku berdasarkan saja, mirip telah terhipnotis.

Memek Bu Maria wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tersebut beliau membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. sebab dia sempat ke toilet buat ketika yg luMariang lama . Mungkin disana dia membersihkan diri. dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. serta disana pula dia mengadakan persiapan buat menggempur aku . Kujilati liang kemaluan itu, akan tetapi Bu Maria tidak puas. Disuruhnya saya keluar kendaraan beroda empat dan disusul olehnya.

Bu Maria membuka bagasi kendaraan beroda empat dan mengambil kain semacam karpet kecil kemudian dibentangkan diatas rerumputan. dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya. ” mari Man, lakukan, hanya terdapat kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, saya sayang kamu Man ” katanya 1/2 berbisik, saya tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, serta sedikit bicara poly kerja. Ku buka seluruh pakaianku, kemudian ku tindih tubuh Bu Maria.

Dipeluknya aku , dirogohnya indera kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu pada suasana malam yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. aku menggenjot memek Bu Maria sekuat mungkin. ” jangan keluar dulua ya ? aku belum puas ” Pintanya mesra. aku membisu saja, saya masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maria. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maria pindah posisi , dia diatas, serta bukan main permainannya, goyangnyanya.

” Remas tetekku Man, remaslah….yang kencang ya ?” Pintanya. aku meremasnya. ” Cium bibirku Man..cium ? aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-pada, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. ” sekarang isap tetekku, teruskan…terus…..Oh….Ohhhh…..Man…Herman…Ohhh…saya keluar Man….saya kalah” beliau mencubiti pinggulku, sekali waktu tawanya keletah. ” kamu curang….aku kalah” ungkapnya. ” sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” saya sudah keluar asal tadi Bu, akan tetapi saya tetap bertahan, takut bunda marah nanti ” Jawabku. ” Oh Ya?…gila..bertenaga amat kamu ?!” balas Bu Maria sambul mencubit pipiku.

” Kenapa bunda suka main pada tempat begini gelap ?” ” saya suka alam terbuka, pada alam terbuka saya bergairah sekali. Kita akan lebih seringkali mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar pada tengah ombak bergulung. Atau kita main pada pinggir sungai yang sepi, ah… terserah kemana engkau mau ya Man ?”

terselesaikan main, sesudah kami membersihkan indera vital hanya menggunakan kertas tisue serta air yg kami ambil dari jiregen pada bagasi kendaraan beroda empat, kami istirahat. Bu Maria yang sekarang tidur pada pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. selesainya sekian usang istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan sang kepala Bu Maria yg menyentuh btg kejantananku. tidak banyak komentar celanaku dibukanya, serta aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, kemudian Bu Maria membuka celana trainingnya yg tanpa celana dalam itu.

Bu Maria mengocok-ngocok penisku, diurutnya mirip gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maria mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin mengembang serta mengembang. Diisapnya penisku yg telah birahi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maria di ujung penisku. sesudah itu, Bu Maria menempelkan butir dadanya yg besar itu pada penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, kemudian pada goyang-goyang mirip gerakan mengocok. ” Giaman Man ? enah anggak ? ” ” enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!” . Bu Maria masih ulet bekerja ulet , beliau berusaha untuk memuaskan saya.

selesainya tamat berasal SMU, saya mencoba merantau ke Jakarta. saya dari dari keluarga yg tergolong miskin. pada kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. saya anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan , yg nota bene masih bersekolah.

aku ke Jakarta cuma berbekal ijazah SMU. pada bepergian ke Jakarta, aku selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya saya yg anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib pada kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yg nyaris tiada ialah itu, aku memiliki keterampilan hanya menjadi supir Angkot. aku bisa menyetir mobil, sebab aku di kampung, selesainya balik sekolah selalu diajak paman untuk narik Angkot. aku menjadi keneknya, paman supirnya.

3 tahun pengalaman menjadi awak Angkutan Umum, relatif membekal aku dengan keterampilan setir mobil. Paman yg melatih saya menjadi supir yg handal, baik dan sahih dalam menjalankan tunggangan di jalan raya. aku selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha tabah dan mengalah. Pesan ini permanen kupegang teguh.

pada Jakarta saya numpang pada rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja menjadi buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati tempat tinggal petak sangat mungil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana berasal tempat tinggal type RSS ( rumah Susah Selonjor). Selain niatku buat bekerja, saya pula berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. dua bulan lamanya saya menganggur pada Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, ” tidak ada lowongan “.

pada suatu malam, yakni malam minggu, waktu aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang tiba. Pak RT minta supaya saya sudi menjadi supir eksklusif dari sebuah keluarga kaya. keluarga itu merupakan pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai keliru seorang staff pada cabang perusahaan itu. Sepontan saya menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. ketika memasuki laman rumah yg akbar mirip istana itu, hatiku berdebar tidak karuan.

setelah kami dipersilahkan duduk sang seorang pembantu muda pada ruang tamu yang megah itu, tidak usang kemudian ada seorang perempuan yg tampaknya belia. Kami memberi hormat pada wanita itu. wanita itu tersenyum ramah sekali serta mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia tiba, sepontan aku serta pak RT berdiri memberi salam ” selamat pagi”. Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor sang perempuan itu, serta diruangan yg megah itu hanya terdapat saya dan beliau si wanita itu.

” sahih kamu mau jadi supir pribadiku ? ” tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. ” Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya ” Jawabku. ” jangan panggil Nyonya, panggil saja aku ini bunda, bunda Maria ” Sergahnya halus. saya mengangguk sepakat. ” engkau masih kuliah ?” ” tidak nyonya eh…Bu ?!” jawabku. ” saya baru tamat SMU, akan tetapi saya berpengalaman menjadi supir telah tiga ahun” sambungku.

wanita itu menatapku dalam-pada. Ditatapnya jua mataku sampai saya jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku asal atas samapi kebawah. ” engkau masih belia sekali, tampan, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?” tanyanya. ” saya butuh uang buat kuliah Bu ” jawabku. ” Baik, saya sepakat, kamu jadi supir saya, tapi haru ready setiap saat. gimana, okey ? ” ” saya siap Bu.” Jawabku. ” kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, kemudian antar aku ke daerah aku Fitness, selesainya itu antar aku ke salon, belanja, atau kemana saya senang. kemudian selesainya sore, engkau boleh kembali, gimana siap ? ” ” aku siap Bu” Jawabku. ” Oh..ya, siapa namamu ? ” Tanyanya sembari mengulurkan tangannya.

Sepontan saya menyambut serta memegang telapak tangannya, kami bersalaman. ” aku Herman Bu, panggil saja saya Herman ” Jawabku. ” Nama yang bagus ya ? tau ialah Herman ? ” Tanyanya mirip bercanda. ” tak Bu ” Jawabku. ” Herman itu adalah Lelaki-laki Idaman ” jawabnya sambil tersenyum serta menatap mataku. saya tersenyum sambil tersipu. usang dia menatapku. tidak terpikir olehku Bila aku bakal menerima majikan seramah dan se santai ibu Maria.

saya mencoba pula buat bergurau, kuberanita diri buat bertanya pada dia. ” Maaf, Bu. Bila nama mak itu Maria, apa artinya Bu ? ” ” O..ooo, itu, Maria artinya bayangan, mampu jua berarti khayalan, mampu pula sesuatu yang tak tampak, akan tetapi ternyata ada.seperti halnya cita-citamu yg kamu anggap tidak mungkin ternyata suatu ketika bisa engkau raih, nah,,,khayalan engkau itu berupa sesuiatu yg bersifat Maria, ngerti khan ? ” Jawabnya serius. saya hanya meng-angguk-angguk saja sok memahami, sok mengerti, sok seperti orang pintar.

Jika kuperhatikan, body bunda Maria seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, akan tetapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol serta buah dadanya wah…wah…wah…puyeng aku melihatnya.

Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal mak Maria, Suaminya, dan 2 putrinya, yakni Mira menjadi anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yg pertama sekolah mode pada Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, akan tetapi seksinya jua luar biasa, janda juga !

ibu Maria memberi honor bulanan sangat besar sekali, serta Bila difikir-fikir, tidak mungkin sekali. sehabis satu memahami aku bekerja, telah dua kali beliau menaikkan agjiku, ucapnya dia puas atas disiplin kerjaku. honor pertama saja, lebih berasal relatif buat membayar uang kuliahku. aku mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas partikelir. buat satu bulan honor saja, saya bisa untuk membayar porto kuliah empat semster, edan tenan….sekaligus enak…tenan….!!! dasar rezeki, tidak akan kemana larinya.

Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan bunda Maria semakin terasa. sesudah kembali Fitness, beliau minta jalan-jalan dulu. yg konyol, dia selalu duduk pada depan, disebelahku, sampai terkadang aku jadi kagok menyetir, eh…lama lama biasa.

Disuatu hari sepulang asal daerah Fitnes, mak Maria minta diatar keluar kota. seperti biasa dia pindah duduk ke depan. dia tidak risih duduk disebelah supir pribadinya. waktu tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tiba-datang bunda Maria menyusuh nemepi sementara waktu. aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang saya perbuat.

” Man,?, kamu telah punya pacar ? ” Tanyanya. ” Belum Bu ” Jawabku singkat. ” Sama sekali belum pernah pacaran ?” ” Belum BU, eh…jika pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu Sekolah Menengah Pertama” ” Berapa kali kamu pacaran Man ? acapkali atau cuma iseng ?” tanyanya lagi. saya terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam. ” aku belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yg sedang pancaroba” Jawabku menyusul. ”

rupawan…indah…jikalau begitu, kamu anak yang baik serta amanah ” ungkapnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. aku sempat galau, kenapa Bu Maria pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah saya mau dijodohkan dengan keliru seorang putrinya ? ach….enggak mungkin rasanya, tidak mungkin, mana mungkin beliau mau punya menantu anak kampung seprti saya ini ?!

setelah itu kami melanjutkan bepergian kepuncak, bahkan hingga jalan-jalan sekedar putar-putar saja di kota Sukabumi. aku heran bin heran, Bu Maria kok jalan-jalan hanya putar-putar kota saja di Sukabumi, serta yg lebih heran lagi, Bu Maria hanya menggunakan pakaian Fitness berupa celana pembinaan serta kaos olah raga. setelah sempat makan di rumah makan mungil pada puncak , hari sudah mulai gelap dan kami pulang meneruskan bepergian ke Jakarta. Ditengah bepergian pada jalan yg gelap gulita, Bu Maria minta untu berbelok ke suatu daerah. saya berdasarkan saja apa perintahnya.

aku tidak kenal wilayah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas serta sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maria minta kaku berhenti serta mematikan mesin mobil. aku masih tidak mengerti akan tingkah Bu Maria. datang-tiba saja tangan Bu Maria menarik lengaku. ” Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?” Pintanya, saya berdasarkan saja, karena masih belum mengerti. Astaga….sehabis saya merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maria dengan keadaan ketua menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maria menarik kaosnya ketas.

Wow…62cbf8dfb3b6e9bb62f2742782f6a614 kulihat butir dadanya yang besar dan montok. butir dada itu didekatkan ke wajahku. kemudian dia mengatakan ” Cium Man Cium…isaplah, mainkan sayang …?” Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maria mengajak saya ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. menjadi 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27 normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hayati dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan menggunakan wanita indah dna seksi mirip Bu Maria.

Kupegangi tetek Bu Maria yang montok itu, kujilati putingnya serta kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maria ter engah-engah tidak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. aku masih mengisap serta menjilati teteknya. kemudian bu Maria minta agar saya bangun sebentar. dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maria tampak bugil. 62cbf8dfb3b6e9bb62f2742782f6a614 oleh sinar bulan di kegelapan itu. ” Jilat Man jilatlah, saya nafsu sekali, jilat sayang ” Pinta Bu Maria agar aku menjilati memeknya. Oh….memek itu akbar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang ereksi sekali, seperti puting teteknya yg birahi. aku menurut saja, mirip telah terhipnotis.

Memek Bu Maria wangi sekali, mungkin sewaktu pada restauran tersebut beliau membersihkan kelaminnya serta memberi wewangian. karena beliau sempat ke toilet buat waktu yg luMariang usang. Mungkin disana beliau membersihkan diri. beliau tersebut ke tolilet membawa serta tas pribadinya. dan disana jua dia mengadakan persiapan untuk menggempur saya. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maria tak puas. Disuruhnya saya keluar kendaraan beroda empat serta disusul olehnya.

Bu Maria membuka bagasi mobil dan merogoh kain semacam karpet mungil kemudian dibentangkan diatas rerumputan. beliau merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya. ” ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan sia-siakan kesempatan ini Man, saya sayang engkau Man ” ucapnya setengah berbisik, saya tidak menjawab, saya hanya melakukan perintahnya, serta sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maria.

Dipeluknya aku , dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remang-remang sang sinar gemintang pada langit. aku menggenjot memek Bu Maria sekuat mungkin. ” jangan keluar dulua ya ? saya belum puas ” Pintanya mesra. aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maria. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maria pindah posisi , beliau diatas, serta bukan main permainannya, goyangnyanya.

” Remas tetekku Man, remaslah….yg kencang ya ?” Pintanya. saya meremasnya. ” Cium bibirku Man..cium ? aku mencium bibir latif itu dan kuisap lidahnya pada-dalam, nikmat sekali, sekali waktu beliau mengerang kenikmatan. ” kini isap tetekku, teruskan…terus…..Oh….Ohhhh…..Man…Herman…Ohhh…aku keluar Man….saya kalah” beliau mencubiti pinggulku, sesekali tawanya keletah. ” engkau curang….aku kalah” ujarnya. ” sekarang gilirang kamu Man….keluarkan sebanyak mungkin ya? ” pintanya. ” saya sudah keluar dari tersebut Bu, akan tetapi aku tetap bertahan, takut mak marah nanti ” Jawabku. ” Oh Ya?…gila..kuat amat kamu ?!” balas Bu Maria sambul mencubit pipiku.

” Kenapa mak senang main pada kawasan begini gelap ?” ” aku suka alam terbuka, di alam terbuka saya bergairah sekali. Kita akan lebih seringkali mencari tempat mirip alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main pada pinggir sungai yg sepi, ah… terserah kemana kamu mau ya Man ?”

selesai main, sesudah kami membersihkan indera penting hanya dengan kertas tisue serta air yg kami ambil asal jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maria yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. selesainya sekian usang istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan sang ketua Bu Maria yang menyentuh btg kejantananku. tak poly komentar celanaku dibukanya, serta saya dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya saya tidur menggunakan kaki merentang, kemudian Bu Maria membuka celana trainingnya yg tanpa celana dalam itu.

Bu Maria mengocok-ngocok penisku, diurutnya mirip gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maria mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar serta mengembang. Diisapnya penisku yang sudah birahi besar sekali, dimainkannya pengecap Bu Maria pada ujung penisku. sehabis itu, Bu Maria menempelkan butir dadanya yang akbar itu pada penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek akbar itu, kemudian pada goyang-goyang mirip gerakan mengocok. ” Giaman Man ? enah anggak ? ” ” enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu” jawabku.. ” Enggak apa, yuk keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!” . Bu Maria masih ulet bekerja giat, beliau berusaha buat memuaskan saya.

tidak usang kemudian, Bu Maria naik keposisi atas serta seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus…hingga aku mencicipi nikat yg luar biasa. datang -datang Bu Maria terdiam, berhenti bekerja, kemudian berjata :” rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan ” aku membisu saja. dan ternya Ohh….memek Bu Maria bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari bagian ketua sampai ke bagian btg bawah, Oh….nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maria pada bidang sang seksual. ” enak syang ?” tanyanya. Belum sempat saya menjawab, yah….saya keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maria.

” Itu yg namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti saya sukses l;atihan senam sex selama ini ” katanya bangga. ” sekarang engkau puasin aku ya ? ” istilah Bu Maria seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maria, Ku genjot terus. ” yang pada man…yang dalam ya..teruskan sayang…? oh….lezat sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maria. saya masih memuaskan Bu Maria, saya tidak mau kalah, kujilati jua lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maria orgasme setelah saya menjlati seluruh tubuhnya. ” engkau pintar sekali Man ? belajar dimana ? ” ” tidak bu, refleks saja” Jawabku.

Sebelum kami meninggalkan daerah itu, Bu Maria masih sempat minta satu adegan lagi. tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian jua aku , hanya membuka bagian penis saja. Bu Maria minta aku melakukanya pada pada mobil, akan tetapi ruangannya sempit sekali. menggunakan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh pula merogoh posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maria disandarkan pada mobil sembari meng-angkat sedikit kaki kanannya.

sejak ketika malam pertama kami itu, aku dan Bu Maria tak jarang perjalanan keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya beliau cari tempat-kawasan yg aneh-aneh. tidak kusadari bila aku sebenarnya sebagai gigolonya Bu Maria. serta beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah saya meminta bayaran. beliau menyanggupi buat membiayai kuliah sampai tamat, berasal aku tetap selalu besama Bu Maria yang mengagumkan itu

” Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya senam sex, berarti saya sukses l;atihan senam sex selama ini ” pungkasnya bangga. ” kini engkau puasin aku ya ? ” kata Bu Maria seraya merogoh posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yg masih ereksi kedalam memek bu Maria, Ku genjot terus. ” yang pada man…yg dalam ya..teruskan sayang…? oh….lezat sekali penismu…..oh….terus sayang ?!” Pinta Bu Maria. saya masih memuaskan Bu Maria, aku tak mau kalah, kujilati juga lubang memeknya, duburnya dan semua tubuhnya. Ternyata Bu Maria orgasme selesainya saya menjlati semua tubuhnya. ” kamu pandai sekali Man ? belajar dimana ? ” ” tidak bu, refleks saja” Jawabku.

Sebelum kami meninggalkan kawasan itu, Bu Maria masih sempat minta satu adegan lagi. tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula saya, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maria minta saya melakukanya pada pada mobil, tapi ruangannya sempit sekali. menggunakan susah payang kami melakukannya serta akhirnya toh juga merogoh posisinya berdiri menggunakan tubuh Bu Maria disandarkan pada mobil sambil meng-angkat sedikit kaki kanannya.

sejak waktu malam pertama kami itu, aku dan Bu Maria acapkali perjalanan keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya beliau cari daerah-kawasan yg aneh-aneh. tak kusadari jika aku sebenarnya sebagai gigolonya Bu Maria. serta beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. dia menyanggupi buat membiayai kuliah hingga tamat, asal aku permanen selalu besama Bu Maria yang bagus itu 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*