Cerita Sex Aku Tante Lisa dan Tetangganya CH.2

CASINO69

Cerita Dewasa kali ini menceritakan perihal kisah Cerita Sex aku Tante Lisa serta Tetangganya , cerita ini adalah kisah konkret yang pada alamin oleh salah satu penulis cerita yang pada tuangkan menjadi sebuah cerita sex yg membuat nafsu gitu mengebu ngebu. Silahkan di simak pribadi Cerita 17+ kali ini :

Cerita Sex aku Tante Lisa dan Tetangganya – Kisah ini berawal asal nafsuku yang boleh dibilang ugal-ugalan. Bagaimana tidak, disaat usiaku yg mencapai 29 tahun, kini ini inginnya ml (bersetubuh) terus tiap hari menggunakan istriku (inginnya 3 kali sehari).

serta para netters duga, pasti seorang istri tidak hanya menginginkan kepuasan seksual setiap waktu, akan tetapi pula kerja mengurus tempat tinggal lah, mengurus anak lah serta lain-lain banyaknya. sebagai akibatnya nyaris istriku juga sering keberatan bila tiap malam bersetubuh terus, dan aku jua kasihan padanya.Setiap kali bercinta, istriku bisa hingga tiga – 4 kali orgasme serta saya sendiri kadang tidak ejakulasi sama sekali sebab istriku keburu lelah duluan.

Paling setelah istriku tertidur pulas kelelahan, aku pribadi pindah ke meja kerjaku dan menyalakan PC, kemudian memutar Blue Film dan saya lanjutkan dengan self service. sesudah puas, aku baru menyusul istriku yang tertidur, dan Bila tengah malam saya terjaga serta kudapati “pusakaku” berdiri, aku ulangi lagi hingga aku benar-benar lelah serta tertidur.

saya sendiri sangat bergairah apabila melihat tante-tante yang umumnya mereka lebih dewasa, lebih pintar dan telaten dalam urusan percintaan. Bahkan saya dalam melakukan onani seringkali membayangkan dengan tante-tante tetanggaku yang biasanya genit-keletah. Begitu hingga suatu saat, saya mendapat pengalaman bercinta yg amat berkesan dalam sejarah kehidupan seksualku.

Kisah ini berawal di ketika temanku mengajak karaoke pada tempat wisata prigen serta sebelumnya aku belum pernah masuk ke tempat semacam itu. Kami bertiga pesan ruang primer yang memiliki pintu sendiri dan ruangan itu terpisah dengan yg lainnya selama tiga jam penuh.

“Eh, Eko emangnya Elo udah booking cewek buat nemenin Kita..?” tanyaku pada Eko, keliru seorang dari kawanku.

“Sabaarr Boss, entar Adi juga bawain tuh cewek..” tukasnya.

10 menit lalu, saat aku akan menyulut Rokok ku, merapatlah sebuah Kijang dan Civic Wonder berjejeran ke hadapanku serta Eko. kalau Kijang itu aku kenal, itu adalah Kijang-nya si Adi dan keluar 2 orang ABG yang berdandan Ahooyy. Berdesir darah lelakiku melihat dua orang ABG itu. Bagaimana tidak, pakainnya super ketat serta sangat menonjolkan bukit-bukit latif pada dada serta pantatnya.

akan tetapi, aku tak kenal menggunakan Civic itu. aku melihat pada dalamnya terdapat seorang cewek ABG dan seorang lagi perempuan sekitar 35 tahun (dari taksiranku berasal raut wajahnya).

Eko yang rupanya kenal baik dengan kedua perempuan itu eksklusif menyambut serta membukakan pintu, lantas memperkenalkannya kepadaku.

“Lisa..” seru tante itu disambut uluran tangannya padaku.

“Inneke..” sahut gadis anggun disampingnya.

Singkat cerita, kami telah mulai bernyanyi, berjoget serta minum-minum bersama, entah telah berapa keping VCD Blue Dangdut yg kami putar. aku melihat Eko serta Adi mulai mendekati sudut ruangan, serta entah telah berapa lama ceweknya orgasme sebab berkaitan dengan mulut yg mereka lakukan. ad interim aku sendiri relatif kaku dengan Lisa dan Inneke. Kami pun tetap bernyanyi-nyanyi, meskipun syairnya awur-awuran karena friksi birahi akibat pertunjukan BF pada depan kami.

saya sendiri duduk pada dekat Lisa, ad interim Inneke berfokus menyanyikan lagu-lagu itu. Tante Lisa sendiri sudah habis satu Pak A-mild-nya, ad interim aku melihat paras Inneke yang merah padam serta kadang nafasnya terengah pelan sebab menahan gejolak yg beliau saksikan di layar 29 inch itu.

datang giliranku buat merogoh mike berasal Inneke, saya bangkit merogoh mike itu asal tangan Inneke dan merogoh duduk pada antara Inneke dan Lisa. impak minumanku serta XTC yang mereka telan menghasilkan kami jatuh pada alunan suasana birahi itu.

“Boy.., I want your sperm tonight Honey..” bisik Lisa lirih pada telingaku, sementara tangan kirinya meraba selangkanganku.

Inneke yang sudah meletakkan pet aqua-nya mengambil sikap yg sama padaku. beliau malah mulai memainkan ujung lidahnya pada telinga. Hangat nafas dan harum ke 2 perempuan itu membuatku terbuai pada alunan melodi birahi yang sudah aku rasakan menjalar menelusuri selangkanganku. Perlahan tetapi pasti, kejantananku menegak dan kencang, sebagai akibatnya Lee Cooper-ku rasanya tidak muat lagi, apalagi saat meneganggnya keliru jalur dan sedikit melenceng.

“Lho kok.. bengkok punyamu Say..?” tanya Lisa padaku 1ebc1a17ad3a1674c3f11a3cde0327c7 mirip seorang amatiran saja.

Belum sempat aku menjawab, buru-buru Inneke membuka zipper dan CD-ku, lantas mengeluarkan isinya.

“Gini lho Tan.. mintanya dilurusin, Mas Boy ini..” kata Inneke diikuti penundukkan kepalanya ke arah selangkanganku.

“Aaakkhh..” pekikku tertahan saat Inneke spontan mulai mengulum kepala penisku ke pada mulutnya dikombinaksikan dengan sedotan serta jilatan melingkar pengecap.

Spotan ke 2 kakiku menegang serta membuka lebih lebar lagi buat memudahkan oral Ineke.

“Oookh My Godd.. sshh.. aakk..” desahku.

seluruh tubuhku bergetar serta terasa disedot semua sumsun tulangku lewat lubang penisku. Permainan Inneke betul-benar professional, hingga-hingga dentuman musik itu sepertinya tidak kudengar lagi, karena telingaku pula berdesir kencang. Ujung penisku betul-benar ngilu, hangat, geli serta perasaan birahi bercampur jadi satu disana. Lisa lantas membuka kancing kemeja Hawai-ku serta mundaratkan ekspresi indahnya di puting susu kiriku, sementara puting kanan dimainkan sang telunjuk dan jempol kirinya.

“Aaakk.. mmhh..” desahku tak menentu.

aku betul-betul tidak tahan menikmati sensasi ini.

“Gila.., inilah penyelewenganku yg pertama dan dimanja sang 2 orang perempuan sekaligus..” bisikku pada hati.

aku semakin tidak tahan saja, lalu kurengkuh leher Lisa dan kudekatkan bibirku, kujulurkan lidahku menyapu semua rongga mulutnya serta sesekali kuhisap pada-dalam bibir bawahnya yang sangaat menawan itu. Ini karena jujur saja, aku lebih bergairah dengan Tante Lisa, meskipun sudah hampir mencapai ketua 4 itu (dalam perbincangan kami, akhirnya saya tahu juga umur Lisa, meskipun tidak sempurna segitu bahkan mampu lebih).

Badanku lantas kumiringkan dan bersandar di sofa.

Bukit latif Tante Lisa ialah tujuanku serta benar saja, berapa waktu kemudian,

“Oookkhh.. Nimaatthh.. Sayy.. seddootthh.. terruusshh..” desah Lisa terengah-engah.

Sedotanku kukombinasikan dengan pelintiran jempol dan telunjuk kiriku, sekali waktu kuputar-putar putingnya menggunakan telapak tanganku.

“Ssshh.. terusshh.. Sayy..” Lisa mendesis mirip ular.

tiba-tiba,”Teett..,” bunyi bel mengejutkan kami, indikasi 10 mnt lagi akan berakhir.

aku melihat Adi serta Eko tersandar kelelahan, dan kulihat terdapat residu sperma menentes dari ujung penis-nya yg mulai mengkerut.

“Udahan dulu ya Tante.., In..,” pintaku di mereka.

“Emmhh.. Oke..” jawab mereka menggunakan nada sedikit keberatan.

Kami pun turun, aku berpisah menggunakan Adi dan Eko, entah kemana mereka melanjutkan petualangan

birahinya. dan kami pun telah masuk ke Civic Lisa.

“Kemana Kita nich..?” tanyaku sok bloon seraya menghidupkan mesin.

“Kita lanjutin pada hotel yuk Ke..!” ajak Tanta Lisa kepada Inneke.

“Baik Tan.. Kita ke hotel **** (edited) yg punya whirpool di kamarnya.” sahut Inneke.

Rupanya Tante Lisa ialah seseorang eksekutif, sebab itu beliau pesan salah satu President Suit Room yg mana seumur-umur saya baru mesuk ke dalamnya. Kamarnya luas, kurang lebih 6 x 8 meter, beralaskan permadani coklat belia kembang-kembang dan dilengkapi whirpool yg menghadap ke arah kehijauan lembah. Kamar itu juga mempunyai sofa panjang di sebelah whirpool.

Begitu masuk, Tante Lisa lalu mengunci pintu, saya serta Inneke merogoh kawasan duduk pada sofa sebelah whirpool. aku melingkarkan lenganku ke pundak Inneke, alunan musik malam pun semakin menambah romantis suasana.

“Inn..” bisikku mesra kepada Inneke mengawali percumbuanku.

Inneke yang telah on berat itu eksklusif menyambut kecupanku, nafasnya terengah-engah, menandakan bahwa beliau sangat menginginkan kehangatan, kenikmatan dan mengisi kekosongan ruang vaginanya yg terasa menggelitik dan lembab. dengan sedikit tergesa, aku melepas CD-nya, lalu kurebahkan kepalanya pada sandaran sisi sofa dan keletakkan pinggulnya sempurna diselangkanganku.

“Sreett..” penisku mulai bereaksi saat pantatnya yang dingin menyentuh Lee Cooper-ku dan kulihat Inneke terpejam, ad interim tangannya membetulkan rambutnya yang tergerai pada sofa.

saya mulai memainkan jari telunjukku pada bibir luar vaginanya yang sudah mulai melelehkan cairan bening dari hulunya. tidak ketinggalan, bibirku menghisap pada-pada dan sesekali kujepit putingnya menggunakan ke 2 bibirku lalu kutarik-tarik, sekali waktu kupilin-pilin dengan kedua bibirku.

“Wuuaahh.. sshh.. terusshh.. nikkmatthh..” desah Inneke keras-keras ketika kuperlakukan mirip itu.

Tubuhnya kejang panas dan semua aliran darahnya kini memuncak. Sengaja saya tidak memasukkan telunjukku, karena buat menstimulasi lebih intens lagi. Kami bercumbu serta sudah tidak ingat lagi apa yg dilakukan Lisa di kamar mandi yg begitu usang.

“Bentar Inn.., aku pispot dulu yach..?” kataku sembari melepaskan cumbuanku.

“Emmhh..” desah Inneke sedikit kesal.

tapi, aku melihat Inneke melanjutkan birahinya dengan dua jari. aku sendiri berlari kecil menuju ke kamar mungil dan sesampai pada pintu, saya kaget karena mendapati Tante Lisa lagi meregang orgasmenya.

“Aaakkhh.. sshh.. sshh..” desah Tante Lisa, matanya mendelik merem melek.

sepertinya vibrator mutiara itu masih bekerja, sebagai akibatnya waktu saya kencing, Lisa pun tidak melihatku.

“Boyy..” sebuah panggilan lembut mengagetkan saya ketika hendak meninggalkan kamar mandi itu.

“I.. ii.. yaa.. Tan..?” sahutku agak kaget.

“Sini doongg..! Hangatin vagina Lisa menggunakan penis kamu yg.., ookkhh..” Tante Lisa terpekik ketika

vibrator itu ia cabut dari liang vaginanya.

saya hampiri Tante Lisa di Bath tub itu serta saya baringkan tubuhku disana.

“Oh.., nikmat sekali mandi air hangat dikelonin tante seksi ini.” bisikku dalam hati.

saya rengkuh lehernya serta kuberikan french kiss yg begitu mesra serta Tante Lisa pun membalas menggunakan ganas semua rongga mulutku, leher serta kadang puting susuku di hisapnya. Penisku yg terendam kehangatan air itu semakin aporisma saja. Selama tiga mnt kami bercumbu, Tante Lisa nampaknya tidak bisa mengendalikan nafsunya.

“Mmmpphh.. ookkhh.. setubuhi aku Boy..! Cepeetthh..!” pinta Tante lisa sambil menggeliat mirip cacing kepanasan.

“Baik.. Liss.. Terima penisku yang panjaangg..” bisikku sambil memasukkan semua btg penisku pelan sekali.

“Oohh.. mmpphh.. nikmatthh..” gumannya saat batang kejantananku mili per mili mulai menjejali rongga rahimnya.

“Kocokkhh.. yaacchh.. terusshh.. aakhh.. nimat bangeetthh..!” serunya ketika saya mulai mengosok-gosok pelan penisku.

saya keluarkan kira-kira empat senti, lalu kukocok lima atau enam kali dengan cepat serta kusodokkan dalam-dalam pada kocokan ke tujuh. Rupanya usahaku tidak sia-sia untuk menstimulasi G-spot-nya.

“Aaakkhh.. oohh.. nimatthhnyaa.. ookkhh Godd..!” teriaknya mengawali dtk-detik orgasmenya.

10 dtk lalu,

“Nngghh.. aakkhh.. sshhff.. ookkhh.. Boyy.. kocokk.. lebih intens lagi Yannk..!” jerit Tante Lisa diiringi geliat liar tubuh indahnya.

Payudaranya diremas-remasnya sendiri, sementara saya tetap berpegangan pada sisi bathtub sembari mengocok lembut vaginanya.

“Akkhh..” teriakku pelan saat Tante Lisa menggigit pundakku karena saya masih saja mengocok penisku di vaginanya.

Rupanya Lisa sudah mulai ngilu.

saya memeras tegang otot lenganku serta Tante Lisa tampaknya minta time out buat mengatur nafas dan menghilangkan kengiluan di liang sengamanya. aku meraih lehernya, lalu saya berdiri di dua lututku dan Tante Lisa membisu mengikuti apa yg akan kulakukan. aku memondong Lisa serta permanen menjaga penisku tertanam dalam-pada di vagina Tante Lisa yg mengapit kedua tungakainya ke pinggangku. Kami menghampiri Inneke yg jua lagi meregang orgasmenya serta Inneke sepertinya lebih liar dari pada Lisa, mungkin sebab impak XTC dan suasana yang penuh hawa birahi itu.

“Aaaookkhh.. sshh.. aakkhh.. aakkhh..” jerit Inneke keras sambil menghujam-hujamkan kedua jari kanannya.

sementara tangan kirinya meremas dan memilin payudaranya dan sekali waktu ditekan serta diputar. aku terkesima sejenak dengan pemandangan yang diciptakan Inneke itu serta aku mebayangkan akan lebih histeris lagi pasti Bila yg keluar masuk itu ialah 15 cm penis kebanggaanku.

“Booyy.. ayyook terusinn..!” pinta Tante Lisa diiringi goyangan lembut pinggulnya.

ia tampaknya mulai bergairah pulang selesainya melihat Inneke yg begitu histeris dan aku pun demikian waktu penisku hampir mengendor di Vagina Lisa. saya maju selangkah dan mendudukkan Tante Lisa berasal arah belakang sofa. aku sendiri mengambil posisi berdiri buat memudahkan eksplorasiku. di lain pihak, Inneke yang sudah mengakhiri masturbasinya itu mengetahui kehadirna kami serta merogoh daerah di belakang Tante Lisa.

“Ookkhh.. Terusin Kee..!” pinta Tante Lisa saat Inneke menyibakkan rambutnya dan mulai mencumbui leher Tante Lisa.

tidak ketinggalan, ke 2 telapak tangan Inneke menggoyang, memutar puting serta kadang-kadang dipilin lembut. saya sepertinya mencicipi apa yang Tante Lisa rasakan, darahnya mulai hangat, birahinya telah memanas. Tubuh lisa bagaikan daging burger di antara aku serta Inneke, pinggulnya masih aktif menggoyang-goyang, kadang menghentak-hentak lembut.

“Oooaakkhh.. nngghh.. ohh.. nngghh.. campurkan dan kocok terushh.. yaa.. iyaa.. teruss..!” desah Tante Lisa keras waktu aku tepat menstimulasi G-Spot-nya.

Nafasnya tersengal-sengal disela-sela lenguhan-lenguhan panjangnya, tubuh Tante Lisa menggeliat-geliat liar.

Inneke masih aktif membantu Tante Lisa menggapai surgawinya, kecupan-kecupan di belakang tubuh, leher, pinggang dan tiba-tiba Tante Lisa melenguh panjang diiringi percepatan hentakan pinggulnya. saya semakin penasaran saja apakah yang dilakukan Inneke hingga Tante Lisa tampak lebih histeris lagi berasal yang tersebut.

Kuraba raba punggung Lisa sambil kukulum mesra bibirnya, tanganku mulai turun ke arah pantatnya, kutekan kedua sisi bokongnya yang padat itu serta kuulir-ulir. Berawal asal situlah saya tahu rupanya telunjuk dan bibir Inneke memainkan peran di lubang anus Tante Lisa, telunjuknya yang berlumur vaselin itu keluar masuk lembut di vagina Tante Lisa.

#34;Oookkhhghh.. Goddhh.. Ke.. truuss.. Yanng.. ookkhh, kontholl.. akkhh.. sshh..” ceracau Tante Lisa tidak beraturan, menjemput ambang orgasmenya.

kedua lubang Tante Lisa terasa pejal serta hangat. saya malah semakin terangsang sang imajinasiku sendiri, aku lantas memeluk erat-erat Tante Lisa ketika ia mulai mengencangkan bulat tangannya di tubuhku. Darahku jua mulai bergerak cepat menuju ke ujung syaraf di kepalaku, kupingku tidak lagi menghiraukan lenguhan serta desahan-desahan Tante Lisa.

“Oookkhh.. Lisshh.. nikmathh.. vaginamu.. Akkhh..!” desahku waktu birahiku kurasakan menjalar di seluruh tubuhku.

“Booyy.. Akuu.. mmhh.. mauu..” seru Tante Lisa menyambut orgasmenya.

Tubuhnya menegang, wajahnya merah merona, menambah cantiknya Tante kesepian ini, sementara bibirnya terkatup kedap.

“Sssebentar.. Liss.. Kita keluar bersama..” bisikku yang kuiringi tempo kocokanku secara maksimal , yaitu kukeluarkan hampir sepanjang batangnya serta kubenamkan pada-dalam pada rahimnya.

Rupanya darahku tak bertahan usang pada syaraf-syarafku, hingga berdesir kencang meluncur melalui semua nadiku serta bermuara di sebuah daging pejal pada selangkanganku.

“Liss.. aku nyammppaaii.. uuaakkhh.. aakkhh.., aakhh..,” desahku sambi memutar-mutar penisku yg tertanam aporisma di vagina Tante Lisa, sehingga rambut-rambutku yg disana jua

menggelitik klitoris Tante Lisa.

“Sseerr.. serr..” kurasakan cairan Tante Lisa mendahului orgasmeku, dan seditik kemudian, saya dan Lisa meregang nikmat.

Kami menjerit-jerit sensasional dan tidak khawatir orang lain mendengarnya. Tante Lisa histeris mirip orang kesetanan saat telunjuk Inneke juga mempercepat kocokan di anusnya.

“Aaakkhhggh..” desah kami bersamaan mengakhiri nikmat yang tiada tara tadi serta juga baru kurasakan seumur hidupku.

Maniku meleleh pada sela-sela pejalnya bnatang kejantananku yg masih manancap dalam pada rahim Tante Lisa. Inneke tampaknya puas dengan hasil kerjanya, lalu beliau memeluk Tante Lisa erat serta berbisik,

“enak khan Tann..?”

CASINO69

Tante Lisa sendiri sudah lemas serta terkulai pada atara saya serta Inneke, saya mengecup mesra Tante Lisa serta beralih kepada Inneke buat menyampaikan stimulan birahi pada dirinya yang juga mulai mendidih.

kedua wanita itu memang hebat, yg tua histeris dan mampu menguasai diri dan yg belia histeris jua serta menuruti jiwa mudanya yg bergejolak. Tante Lisa sepertinya tidak dapat menahan rasa pada tubuhnya, sehingga lunglai lemas tak bertenaga. Inneke lantas membimbingnya melepas gigitan vaginanya dari penisku yang mulai mengendor ke arah ujung sofa buat beristirahat. Kulihat paras Tante Lisa amat puas bercampur menggunakan letih, tapi seluruh beban birahinya yang tertahan selama dua minggu meledak lah telah.

“Oookkhh.. sshh..” desis Tante Lisa saat penisku kutarik pelan berasal gigitan vaginanya.

aku melangkahi sofa serta duduk pada sandarannya, lalu kubuka ke 2 pahaku. Tampaklah oleh Inneke sebuah meriam yang berlumur sperma masih setengah tegak.

“Oookkhh.. gellii.. sshh.. teruss.. Kee..!” pintaku di Inneke ketika beliau mulai mengulum penisku serta hampir semuanya terkulum di mulutnya yg sedikit lebar tetapi seksi.

“Oaakhh.. aakkhh.. sshhsshshh..” desisku waktu saya mulai merasakan lagi denyutan penisku di mulutnya.

Inneke masih menghisap habis semua sperma yang tersisa serta kocokkannya semakin cepat, sampai ke 2 kakiku bergetar menahan ngilu bercampur nikmat.

“Oookkhh.. teruss.. hisapphh Sayy..!” pintaku sembari mendorong kepala Inneke buat melakukan lebih pada lagi.

“Ooouakghh.. Plop..” tiba-datang lisan Inneke melepas kulumannya dan eksklusif berdiri menjilat leher dan ke 2 telingaku bergantian.

“aku ingin di whirpool Sayy..!” bisik Inneke.

Whirpool itu sendiri telah dilengkapi semacam sofa buat berbaring, sebagai akibatnya Jika berbaring pada situ, maka mulai dada sampai kaki akan terendam air hangat bercampur semburan air di sisi-sisi kolamnya. saya merebahkan Inneke disana dan memulai percumbuan kami, tubuh kami terasa hangat serta mirip di pijat-pijat, sehingga penisku yg sempat layu mulai menegang pulang. Inneke tampak menikmati sensasi ini dan saya tahu bahwa Inneke akan menginginkan melodi yg berbeda dengan Lisa.

“Mass.. sshh.. ookkhh.. masukin saya.. ookkhh.. mmpphh..” pinta Inneke sambil membuka pahanya lebar-lebar.

Sejenak saya memainkan kehangatan air, kuayun-ayun tanganku di dalam air ke arah vagina Inneke yg membuatnya segera menarik tubuhku buat menaikinya. Kami memang sudah diselimuti nafsu sehingga cita rasanya pemanasan Inneke melihat orgasme berasal Tante Lisa telah lebih berasal cukup. Tubuh kami hangat oleh air serta kehangatan dari pasangan kami dan semburan-semburan air dari sela-sela kolam membuat kami semakin terbuai jauh ke e0b3edf13e6e1d21802cdd4b4e501d9f. situs judi online

“Bless..” 10 centimeter berasal penisku mulai menjejali vagina Ineke diiringi desahan,

“Aaakkhh.. mmpph..” guman Inneke yg membuat Tante Lisa tersadar dan menyusul kami pada kolam.

Kuhentakkan pelan, sebagai akibatnya semua penisku mendesak dinding-dinding vaginanya yang terasa lebih perat dan berdenyut. Lisa merogoh posisi memangku ketua Inneke pada paha kanannya serta membelai lembut kening Inneke.

“Aaawww.. ookkhh.. gelli.. Massh..” teriak Inneke ketika saya memainkan otot lelakiku pada leher rahimnya.

“Mass.. dikocok pelaann.. yacch..!” pintanya sambil membelai rambutku, membuatku jadi teringat waktu-waktu romantis dengan pacar-pacarku dulu.

saya mengangguk serta kuikuti apa yg Inneke mau, lalu kukocok perlahan dengan cara sepuluh senti aku aduk lima atau enam kali dan kubenamkan pada-pada, lalu kuputar pada kocokan ke-7. Cara ini efektif buat menstimulasi G-Spot seseorang wanita. kurang lebih 5 mnt kemudian, Inneke mengangkat kepalanya dan mendaratkan ciuman bertubi-tubi di ekspresi dan leherku bergantian.

Tubuhnya sedikit menegang serta lebih hangat kurasa, kemudian saya memberi isyarat Tante Lisa untuk menyingkir ke arah bagian belakang kami.

“Oookhh.. Masshh.. aakuu.. hammppirr..!” bisik Inneke saat saya mulai menaikkan ritme kocokanku.

“Tahan Ke..!” pintaku, kemudian aku memberi isyarat kepada Tante Lisa lagi.

“Akkhhgghh.. sshh.. mmpphh..” desahku serta Inneke bersamaan ketika telunjuk Tante Lisa mulai

memasuki lubang pantatku dan anusnya Inneke.

rasanya hangat mengelitik, apalagi Jika pada kocokkan di kedalaman anusku dan saya bisa

membayangkan sensasi yang dialami Inneke. sempurna akan terasa pejal dan nikmat dan sensasional di kedua lubangnya.

“Oookkhh.. Taan.. aakk.. kuu tidak kuu..atthh..” teriak Inneke mulai mengawali dtk-dtk orgasmenya.

Para netters yg budiman, sudah bisa diduga, kami pun terbuai menggunakan alunan sensai jari Tante Lisa serta hisapan vagina Inneke bersamaan. Demikian juga Inneke. Panasnya penisku serta gelitik telunjuk Tante Lisa membuatnya lupa daratan.

“Aaagghh.. ookkhh.. ookkhh.. aakkhhg.. mm.. sshshh.. awww.. sshh..” ceracauku serta Inneke tidak beraturan.

dan sekitar sepuluh dtk lalu, saya dan Inneke meregang ereksi yg dikenal dengan nama orgasmus secara bersamaan. saya memancarkan spermaku. Terasa lebih banyak berasal pada menggunakan Tante Lisa serta aku pula mencicipi aliran mani Inneke berasal rahimnya. saya menghempaskan tubuhku ke samping Inneke serta Tante Lisa merogoh tempat di sisi lainnya. Hangat tubuh mereka serta kami becumbu seolah tiada hari esok. Kami lanjutkan tidur mesra diapit dua tubuh sintal nan hangat berselimutkan sutra lembut. dan saat galat satu asal kami terjaga, kami mengulanginya lagi sampai spermaku benar -benar terasa kemarau.

Minggu siang, kami baru terbangun, lantas kami mandi bersama dan lalu sarapan pagi. Kami meluncur ke Surabaya dan janji akan kencan lagi entah dengan Tante Lisa ataupun Inneke atau kadang mereka minta barengan lagi. aku akhirnya terlibat kisah asmara yang penuh birahi, namun aku puas sebab bisa melampiaskan nafsuku yg meletup-letup itu.

Beberapa kali aku ditawari dan berkencan dengan teman Tante Lisa serta kadang terdapat yang saya tolak, karena prinsipku bukan jual cinta mirip gigolo, akan tetapi sebuah prinsip petualangan.

Baca carita Lainnya di CASINO69

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*